Powered By Blogger

Rabu, 12 Mei 2010

UNILEVER

Unilever, World Food Programme (WFP)

Kerjasama Perangi Kelaparan pada Anak-Anak

25/04/2007 : Bertajuk ”Together for Child Vitality” kerjasama ini bertujuan meningkatkan nutrisi dan kesehatan anak-anak pra sejahtera di dunia
Kelaparan dan kurang gizi ternyata merupakan ancaman nomor satu bagi kelangsungan hidup anak-anak di seluruh dunia, melebihi dari AIDS, malaria dan TBC bila digabungkan menjadi satu. Data dari FAO tahun 2006 mengungkapkan, sekitar 854 juta orang di dunia menderita kelaparan kronis – 820 juta diantaranya di negara berkembang. Dari jumlah tersebut, 350 sampai 450 juta atau lebih dari 50% di antaranya adalah anak-anak, dan 13 juta di antaranya ada di Indonesia.
Fakta yang memprihatinkan tersebut menggerakkan Unilever untuk menjalin kerjasama secara global dengan WFP (World Food Programme) yang bertujuan untuk meningkatkan nutrisi dan kesehatan anak usia sekolah di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kerjasama tersebut diumumkan hari ini (25/4) di Jakarta oleh Josef Bataona, Direktur Human Resources dan Corporate Relations PT Unilever Indonesia Tbk. dan Bradley Bussetto, Deputy Chief Director WFP Indonesia, serta disaksikan oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Prof. Dr. Meutia Hatta Swasono, yang sangat peduli terhadap kesejahteraan anak di Indonesia.

”Unilever percaya, setiap anak di dunia berhak untuk mengawali hidupnya dengan baik, termasuk dalam hal kecukupan gizi dan hygiene, sehingga semua potensi fisik dan mentalnya dapat diwujudkan secara optimal,” kata Josef Bataona. “Di lain pihak, masalah kelaparan dan kurang gizi menyebabkan banyak anak di dunia, termasuk Indonesia, tidak mendapat kesempatan memperoleh kehidupan dan masa depan yang baik. Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada kerjasama antara pemerintah, sektor swasta dan sektor sipil. Kemitraan Unilever dan WFP yang akan berlangsung selama 3 tahun ini menggabungkan kekuatan WFP yang sudah berpengalaman lebih dari 40 tahun dalam memberikan bantuan gizi bagi masyarakat prasejahtera di dunia khususnya kaum ibu dan anak-anak, dengan keahlian Unilever di bidang nutrisi dan kesehatan, pengembangan produk, pemasaran serta kekuatan distribusi yang menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah di berbagai belahan dunia.”

Untuk tahun 2007, papar Josef, Unilever secara global akan menyumbangkan dana sebesar € 2 juta untuk program bantuan gizi WFP bagi anak usia sekolah di berbagai belahan dunia. Untuk awalnya, negara yang akan memperoleh bantuan adalah Kenya, Indonesia, Ghana dan Colombia.
”Kerjasama ini merupakan salah satu wujud nyata dari misi Unilever yakni menambahkan vitalitas ke dalam kehidupan masyarakat.”

Mohamed Saleheen, Representative & Country Director WFP Indonesia mengatakan, ”WFP merupakan organisasi kemanusiaan terbesar di dunia. Selama lebih dari 4 dekade, WFP telah menjadi penyedia makanan tambahan terbesar bagi anak-anak sekolah pra sejahtera. Selain membantu mencukupi gizi anak, program makanan tambahan ini juga berupaya untuk menarik anak agar mau datang ke sekolah dan menerima pendidikan. Pemberian nutrisi tambahan ini membantu mereka untuk dapat lebih berkonsentrasi dan meningkatkan prestasinya di sekolah, hal ini untuk membantu kemampuan mengasah otak mereka dan mencegah mereka dari gejala penyakit yang serius.” Pada tahun 2005, WFP memberi makanan tambahan kepada 22 juta anak sekolah pra sejahtera di 74 negara. Di Indonesia, WFP membantu lebih dari 1,5 juta anak sekolah dengan mendapat tambahan gizi dan layanan pusat kesehatan yang mencakup wilayah Aceh, DKI Jakarta, Jawa Timur, Makassar, NTT dan NTB. Kerjasama dengan Unilever merupakan hal yang sangat luar biasa karena memungkinkan kami untuk menjangkau semakin banyak anak lagi di daerah-daerah yang paling membutuhkan. Kami sangat berterima kasih kepada Unilever”, kata Mohamed Saleheen.

Kerjasama ini, tandas Mohamed Saleheen, mendukung tercapainya butir-butir dalam Millennium Development Goals yang dicanangkan PBB, dimana Indonesia sangat menaruh perhatian, khususnya pada butir pertama yakni ’menghapus kemiskinan dan kelaparan yang parah’ (’eradicate extreme poverty and hunger’), serta butir kedua yakni ’mewujudkan pendidikan dasar bagi semua’ (‘achieve universal primary education’).
Dalam kemitraan ini, Unilever dan WFP akan bekerjasama meningkatkan vitalitas dalam kehidupan anak di seluruh dunia yang berfokus pada 3 program, yakni:

1. Program cause-related marketing: Unilever melalui produk margarinnya – di Indonesia Blue Band – akan mengadakan kegiatan aktivasi marketing untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap masalah kelaparan serta mengumpulkan dana lebih banyak lagi untuk WFP.

2. Program nutrisi makanan tambahan untuk anak sekolah (school feeding program): Unilever membantu mengembangkan lagi program yang sudah dijalankan oleh WFP ini dengan menyumbangkan produk pangan dengan tambahan gizi serta bersama WFP melaksanakan kampanye edukasi tentang gizi, kebersihan dan kesehatan di sekolah-sekolah.

3. Program partisipasi karyawan: Unilever akan mensosialisasikan kemitraan ini secara internal kepada para karyawan dan mendorong mereka untuk terlibat secara aktif. Salah satu kegiatan dimana karyawan akan ambil bagian adalah program “Fight Hunger: Walk the World” yang di Jakarta akan diadakan pada tanggal 13 Mei 2007.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Prof. Dr. Meutia Hatta Swasono, mengatakan “Kami sangat berterima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PT Unilever atas gagasan diadakannya kegiatan ini, karena masalah kekurangan gizi pada anak dan ibu hamil di Indonesia ini sangat penting dan kompleks, sehingga untuk mengatasinya harus dilakukan secara komprehensif, bersinergi, dan berkesinambungan.

Oleh karena itu upaya perbaikan gizi bagi anak dan ibu hamil harus terintegrasi dengan pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia), secara umum dan menjadi tangung jawab semua pihak, sistem kewaspadaan gizi perlu dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan untuk memantau status gizi kelompok rentan agar tindakan-tindakan yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Selain itu, perlu adanya keterlibatan dan partisipasi masyarakat untuk saling bersama-sama dengan stakeholder memberikan edukasi tentang gizi khususnya bagi keluarga pra sejahtera.”

“Kami menyambut gembira dengan adanya gagasan kerjasama dalam bidang pemberian nutrisi tambahan untuk anak dan ibu hamil di wilayah pra sejahtera, karena hal ini akan bermanfaat bagi kualitas generasi Indonesia di masa yang akan datang. Semoga apa yang sudah dilakukan hari ini oleh Unilever dan WFP, dapat diikuti oleh perusahaan lain,” tambah Ibu Meutia.

“Kami berharap, kemitraan Unilever dengan WFP ini akan menginspirasi para karyawan Unilever, yang jumlahnya hampir 200,000 orang di seluruh dunia dimana 3,300 diantaranya karyawan Unilever Indonesia, untuk menyadari bahwa merekapun dapat memiliki andil dalam membantu memerangi kelaparan, memperbaiki kesehatan anak serta menyelamatkan masa depan mereka. Baik Unilever maupun WFP masing-masing memiliki kekuatan sendiri yang, bila digabungkan, akan membentuk daya luar biasa untuk menjadikan hidup jutaan anak lebih berkualitas dan bervitalitas,” tutup Josef.

Ketahanan Pangan dan Kelaparan Global

Ketahanan pangan dan kelaparan global

Oleh Hillary Rodham Clinton (menteri luar negeri Amerika)

Bagi satu miliar orang di seluruh dunia, upaya sehari-hari untuk bercocok tanam, membeli, atau menjual makanan merupakan perjuangan hidup dan mati. Coba tengok. Seorang perempuan petani di suatu desa terpencil, bangun dini hari, berjalan berkilo-kilometer untuk mendapatkan air. Jika kekeringan, bencana, atau hama tidak menghancurkan hasil panen, ia dapat mengumpulkan cukup pangan untuk memberi makan keluarganya dan mungkin memiliki kelebihannya dijual.

Namun, tidak ada jalan menuju pasar terdekat dan tidak seorang pun mampu membeli. Lain halnya dengan kehidupan seorang pemuda yang tinggal di kota besar, sekitar 150 kilometer dari desa petani itu. Ia mempunyai pekerjaan dengan bayaran sangat kecil. Si perempuan punya pangan untuk dijual, si pemuda ingin membelinya. Namun, transaksi sederhana itu tidak dapat dilakukan karena ada kekuatan kompleks di luar kendali mereka.

• Kelaparan global
Mengatasi kelaparan global menjadi inti “ketahanan pangan” memberdayakan para petani untuk menanam benih dan memanen tanaman pangan dalam jumlah besar, memelihara ternak, atau menangkap ikan— dan menjamin bahwa pangan yang dihasilkan dapat dijangkau oleh mereka yang membutuhkan.
Ketahanan pangan merupakan perpaduan berbagai isu: musim kemarau dan banjir akibat perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada harga pangan, dan kenaikan harga minyak yang menyebabkan melonjaknya biaya transportasi.

Ketahanan pangan tidak hanya terkait pangan, tetapi lebih merupakan masalah keamanan. Kelaparan kronis merupakan ancaman terhadap stabilitas pemerintahan, masyarakat, dan wilayah perbatasan.
Masyarakat yang lapar atau menderita gizi buruk tidak memiliki pendapatan, pun tidak mampu merawat keluarganya, hidup tanpa harapan dan keputusasaan. Hal ini dapat menimbulkan ketegangan, konflik, bahkan kekerasan. Sejak 2007, telah terjadi huru-hara di lebih dari 60 negara akibat masalah pangan.

Kegagalan pertanian di banyak negara memengaruhi perekonomian global. Pertanian adalah sumber pendapatan utama atau satu-satunya bagi lebih dari tiga perempat kaum miskin dunia. Ketika setiap hari banyak manusia bekerja keras tetapi tetap tak bisa menghidupi keluarganya, seluruh dunia merugi.
Pemerintahan Barack Obama memandang kelaparan kronis sebagai prioritas utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS).
Negara-negara lain bergabung bersama AS dalam upaya ini. Negara-negara industri utama telah menjanjikan lebih dari 22 miliar dollar AS selama tiga tahun untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang menjadikan bidang pertanian sebagai ujung tombak. Pada 26 September lalu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan saya bersama-sama menyelenggarakan pertemuan para pemimpin lebih dari 130 negara untuk menggalang dukungan internasional.

Pendekatan kami merujuk pengalaman. Kita telah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk proyek-proyek pembangunan yang belum menghasilkan sesuatu yang dapat dinikmati untuk jangka panjang. Namun, kita telah belajar dari berbagai upaya ini. Kita tahu, strategi paling efektif berasal dari orang- orang yang paling dekat dengan masalah, bukan pemerintah atau lembaga asing yang berada ribuan mil jauhnya.
• Ketahanan pangan
Berdasarkan pemikiran itu, prakarsa ketahanan pangan kami diarahkan pada lima prinsip.
Pertama, tidak ada satu model pertanian pun yang cocok untuk semua kalangan. Kami akan bekerja dengan negara mitra untuk menciptakan dan menerapkan sesuai rencana mereka.

Kedua, menyikapi penyebab dasar kelaparan dengan berinvestasi dalam segala hal, mulai benih yang lebih baik sampai melindungi petani. Mengangkat kemampuan dan ketahanan perempuan, yang menjadi mayoritas petani di dunia.

Ketiga, penekanan koordinasi pada tingkat negara, kawasan, dan global, karena tidak satu entitas pun yang mampu menghapus kelaparan sendiri.
Keempat, mendukung institusi multilateral, yang memiliki jangkauan dan sumber daya yang melebihi negara mana pun.

Terakhir, kami menjanjikan komitmen jangka panjang yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, kami akan menyiapkan berbagai perangkat pengawasan dan evaluasi sehingga masyarakat luas dapat melihat apa yang kami lakukan.

Upaya memimpin pengembangan pertanian akan melengkapi komitmen kami dalam penyediaan bantuan pangan untuk keadaan darurat, saat tragedi dan bencana terjadi, seperti yang saat ini sedang terjadi di Afrika Timur, di mana kemarau, gagal panen, dan perang saudara telah menyebabkan krisis kemanusiaan.

Meremajakan kembali pertanian dunia bukanlah hal mudah. Pada kenyataannya, hal ini adalah usaha diplomasi dan pembangunan yang paling ambisius dan komprehensif dari yang pernah dilakukan. Namun, kami yakin, hal ini dapat dilaksanakan. Jika kami berhasil, akan tercapailah masa depan yang lebih sejahtera dan damai bagi kita bersama.

HASIL OBSERVASI DI SERANG

Purbalingga, 18th October 2009

Member of Group 2:

11. Hana F
12. Hardi G S
13. Hindun S
14. Ilham A
15. Jenita M S
16. Karisma F A
17. Magista M A
18. Maulita Z
19. Nanda W P
20. Monalisa S S




Survery Report:

Title : Plants and Animals in Serang
Place : Serang Agriculture
Date And Time : Monday, 18th October 2009 at 07.00 AM – 01.30 PM
Surveyer : Second Group

Contain :

1. Pine Seedbed:

• Every pine seeds are inside the pine fruit
• Every pine friuts contain so seeds but the productive one only ten seeds
• Pine seedling ready for plant 15 years old and with 150 cm tall

2. Pine Forest:

• We can found pine fruits in dry season. Because, the fruit has already a red and then falls to the ground

3. Tomato Garden:

• Read tomato is the ripe one
• Tomato about three months age is ready to harvest

4. Cabbage Garden:

• Cabbage will be around about two months age
• Cabbage about three months is ready to harvest

5. Strawberry Garden:

• There strawberry can plants with inter crapping system
• We can harvest the strawberry in dry season

6. Chili:

• Chili about three months is ready to harvest

7. Tea:

• For making a cup of tea need three sprout of the leaves, we must out the steam to get new sproud
• Then we put the sprout in side the oven until dry then preshsit

8. Carrot:

• First make bedengan for planning the seed
• Then, we sowing the seed
• And, close it with fertilizer
• We can weed the carrot, If carrot about two months age

9. Cow:

• We can milk the cow twice a day
• Before we milk the cow, We muse wash the cow
• Cow is ready to get the milk after breeding
• Cow eats the special grass

10. Bio gas:

How to make bio gas:
1. Throw the cow dung in to the special tank
2. Current she gas in to the special stove with a nose

MENGHITUNG JEJAK KARBON / CO2 di dalam rumah

ini salah satu WEB/LINK untuk membuka dan memulai penghitungan jejak karbon / C02 yang ada di dalam rumah kita.... memang cara ini cukup efektif sih...

http://www.iesr-indonesia.org/carboncalculator/calculator.php

SILAHKAN COBA