Powered By Blogger

Minggu, 06 November 2011

Jalan Sehat Semangat 165 Menuju Purbalingga Berkarakter

Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ Korda Purbalingga, Jawa Tengah menyelenggarakan acara jalan sehat pada Minggu, 30 Oktober 2011. Sekitar 800 alumni yang datang dari 18 kecamatan di Kabupaten Purbalingga ambil bagian dalam kegiatan yang diberi tema "Jalan Sehat Semangat 165 Menuju Purbalingga Berkarakter". Koordinator FKA ESQ Purbalingga, Budi menyatakan bahwa tujuan acara ini adalah untuk membangun kebersamaan seluruh alumni ESQ di Kabupaten Purbalingga yang tersebar di seluruh kecamatan serta menyongsong Indonesia Emas 2020. Dalam acara yang baru pertama kali dilaksanakan di tingkat kabupaten ini, para alumni bersama beberapa tokoh dan pejabat daerah di Purbalingga menyatakan ikrar bersama untuk melaksanakan nilai-nilai 7 Budi Utama, yaitu jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Budi menjelaskan, saat ini alumni di kota yang terkenal dengan tempe mendoannya itu tengah membangun gedung yang diberi nama Gedung Karakter Bangsa. Gedung ini akan digunakan sebagai tempat berkumpulnya para alumni dan kegiatan ESQ lainnya. “Kita membuat gedung itu untuk menyatukan alumni. Sehingga training bisa terpusat, kita tidak usah mencari gedung lagi dan tidak pusing mengurusi akomodasi. Rencananya akan kita bangun dua lantai, atas untuk training dan bawah untuk kamar dan mushola,” terangnya. Menurut Budi, potensi alumni di Purbalingga luar biasa. Setidaknya sejak berdiri pada 20 April 2007, sudah 20 kegiatan berhasil dilaksanakan di kota kelahiran Panglima Besar Jenderal Soedirman. “Peduli pendidikan delapan kali, kemudian In House Pemda Purbalingga yang difasilitasi alumni sudah tiga kali, PDAM dua kali, dan kegiatan-kegiatan lain oleh FKA sudah tidak terhitung jumlahnya,” urainya. Sementara itu, Wakil Bupati Purbalingga, Sukento Rido Marhaendrianto yang hadir dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa kegiatan ini bagus dan positif, karena masyarakat dapat melihat komunitas ESQ di Purbalingga. “Saya ingin misi ESQ membangun Indonesia Emas 2020 dapat terwujud dengan berpedoman pada 7 Budi Utama. Jika ESQ sukses mengaplikasikan 7 Budi Utama, Insya Allah Indonesia Emas 2020 akan terwujud,” kata Sukento dalam sambutannya. Alumni Training ESQ Angkatan 17 di Samarinda itu menyatakan, jika nilai-nilai 7 Budi Utama itu dapat terwujud di semua elemen masyarakat, maka hal ini akan menjadikan Indonesia makmur dan sejahtera. “Menerapkan kejujuran itu, pertama, tone of the top, artinya irama itu tergantung yang di atas. Kedua, di atas harus memberikan model atau teladan. Ketiga, yang di atas tidak bosan mengedukasi secara terus menerus,” paparnya. Sementara pendiri ESQ Leadership Center sekaligus Ketua Umum FKA ESQ, Ary Ginanjar Agustian, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Korda Purbalingga. Beliau berpesan kepada seluruh peserta gerak jalan untuk terus semangat menerapkan 7 Budi Utama. “Semoga jalan sehat yang dilakukan sekarang ini bisa terus dilakukan untuk menjadikan Indonesia Emas 2020 melalui Purbalingga Emas,” pesan Ary kepada seluruh peserta melalui teleconference. (jos/sym) Salam Juang 165!

Self Purification and Self Empowerment

"Berapapun angkanya, bila dibagi dengan tak terhingga akan bernilai nol" Aku sangat kagum dengan kerendah hatian salah satu trainer ESQ senior yang bernama Bapak Iman Herdimansyah. Aku biasa memanggil beliau Kang Iman. Beliau sering sekali berbagi cerita tentang kehidupan denganku. Tak jarang air mataku pun dibuat menetes oleh pesan-pesan beliau. Suatu saat, ketika aku menemani beliau di sebuah hotel di Surabaya, beliau berkata kepadaku, Pak Iman: "Nuzul." Nuzul: "Iya, Kang?" Pak Iman: "Dalam kehidupan sehari-hari, Nuzul harus mengakrabkan diri dengan kalimat-kalimat Thoyyibah yaa..." Nuzul: "Iya, Kang. Insya Allah..." Pak Iman: "Karena kalimat-kalimat Thoyyibah itu membuat kita selalu zero. Dan kalau hati kita zero, maka kita akan selalu dekat dengan tangan (kekuasaan) Allah." "Bila mendapat rizki, ucapkan Alhamdulillaahi Robbil Aalamin..." "Bila muncul rasa marah di hati, ucapkan astaghfirullaahal adziim." "Bila merasa lemah, ucapkan Takbir, Allahu AKbar." "Bila mendapat musibah, ucapkan Innalillahi." "Bila merasa sedih, ucapkan Laa haulaa wala quwwata illa billaah." "Dengan begitu Nuzul akan selalu zero." Nuzul: "Iya, Kang.. insya Allah Nuzul akan membiasakan diri.." Kang Iman : "Nuzul yakin kalo Allah itu Maha Tak Terhingga?" Nuzul : "Yakin, Kang..." Kang Iman : "Nuzul sebagai orang teknik pasti tau nih! 1 dibagi tak terhingga berapa?" Nuzul : "Nol, Kang..." Kang Iman : "10 dibagi tak terhingga?" Nuzul : "Nol...." Kang Iman : "100 dibagi tak terhingga?" Nuzul : "Nol...." Kang Iman : "sejuta dibagi tak terhingga?" Nuzul : "Nol...." Kang Iman : "lalu..sejuta kesedihan dibagi dengan nama Allah Yang Maha Tak Terhingga?" Nuzul : "Nol...." Kang Iman : "sejuta musibah dibagi nama Allah?" Nuzul : "Nol...." Kang Iman : "sejuta kemarahan dibagi nama Allah?" Nuzul : "Nol...." Kang Iman : "sejuta kebanggaan dibagi nama Allah?" Nuzul : "Nol...." Kang Iman : "Nah..itulah kenapa kalimat-kalimat Thoyyibah bukan hanya urusan mendapat pahala bila mengucapkannya. Tapi kalimat itu dibuat oleh Allah agar manusia selalu bisa memberikan sikap terbaik, sekalipun dalam kondisi terburuk!" Nuzul : "Iya, Kang.. Nuzul mengerti..." Dan sekali lagi mataku berkaca-kaca..tak kuasa menahan tangis setelah mendengar pesan beliau yang indah malam itu... And that is "The Self Purification and Self Empowerment!" "Tazkiyyatun Nafs wa Taqwiyyatun Nafs!" Peran Aku : Nuzul - Alumni Training ESQ Salam Juang 165!

Poetry : Love you Mom...

Hidup rentan Bagai tak bernyawa Ketika sang ibu Dikembalikan pada-Nya.. Lupa semua doa Yang telah di beri Menjadi uji di setiap langkah.. Setetes keringat ibu Sejuta doa untukku.. Perlahan wajah sabarmu Tertutup kain.. Puluhan tahun jasamu Hanya sehari balasku.. Akan ku kafani kau Dengan doa... Belum cukup balasku bagimu Ragamu bersama pemilik Ar-Rahman.. Ya Rahim tempatkanlah Ibu di Surga Firdaus. Amien. Salam Juang 165!

Self Motivation Learning...

Dear Dee... Dee.. ku mungkin g bisa menjamin apa yang terjadi pada diriku di esok hari.. namun ku selalu berharap senantiasa bisa belajar memberikan yang terbaik untuk teman-teman ku, baik yang ku kenal maupun tidak.. itu sebabnya ku putuskan gabung di FB.. Beberapa hari yang lalu malem jm 12.30 ( dak ding iku kan jam 00.30 dini hari ) salah seorang teman menelpon.. dia curhat kalau dia baru saja kena tipu.. dengan penghasilan yang terbatas,,dia harus menanggung sesuatu yang tidak dia perbuat.. saat itu yang bisa ku lakukan adalah memenangkan dirinya.. agar tidak terlalu bersedih dee.. karena kesedihan tak akan menyelesaikan masalah yang ia hadapi..dan ku mencoba mendalami dan membangkitkan semangatnya untuk bisa segera mendapatkan usaha sampingan..untuk blajar menghadapi masalah bukan dengan menjadikannya sebagai masalah tetapi justru sebuah proses untuk bisa menjadikan dia lebih baik. Secara financial ku belum bisa membantu banyak orang yang ku sayangi ketika mereka menghadapi masalah terlebih masalah financial..namun secara pribadi ku ingin mendampingi mereka untuk bisa menghadapi semua.. karena dengan pendampingan ku bisa membantu sekaligus belajar menganalisa masalah... Pengalaman kerjaku di bidang pendidikan, tenaga kerja, maupun dalam bidang kemitraan peternak banyak mengajarkan pelajaran yang berharga..( kadang mimpi juga bisa jadi asisten orang hebat trus bisa belajar dari mereka..emang ada orang yang mau menerimaku jadi asistennya..) walaupun begitu mimpi bila tak terwujud bisa ku wujudkan dengan cara menggali potensi diri dan Belajar untuk berprestasi... SELF MOTIVATION LEARNING ( moga ejaannya benar ^_^ ) adalah metode pembelajaran yang ingin ku kembangkan melalui proses pendampingan ( baca SAHABAT ).. melalui metode ini aku dan temanku mencari solusi dari masalah dengan melalui analisa S.W.O.T ( Sthrengths, Weaknesses, Opportunities n Threats ).. analisa ini mungkin terkenal di kalangan manajemen tapi insyaALLAH bisa di gunakan meningkatkan produktivitas diri seseorang jika penggunaannya tepat... dalam metode ini ga ada yang junior dan senior yang ada kita adalah manusia yang di ciptakan secara utuh dengan kekurangan dan Kelebihan kita..Tapi kita di beri kesempatan hidup untuk bisa memperbaiki kekurangan tsb untuk menjadi individu yang lebih baik.. Metode SML ini ku pelajari dari sejarah Nabi Muhammad S.a.w . Beliau adalah salah satu orang yang berpengaruh sepanjang sejarah versi buku yang ditulis Michael Hart.. kita mungkin tidak membahas buku tsb.. tapi satu yang bisa kita pelajari. Beliau Nabi Muhammad mengubah dunia dengan Cintanya, keteladanan dan keteladanan tsb di ikuti oleh para sahabatnya.. karena apa Rosulullah lebih terkenal sosoknya sebagai figur sahabat terbaik yang di miliki oleh para sahabatnya.. beliau memposisikan dan memberdayakan potensi tiap sahabat sebagai pribadi yang utuh sesuai dengan kemampuan mereka.. Moga Allah memberiku kesempatan mengembangkan metode pembelajaran ini.. Semangat.. Salam Juang 165

Sabtu, 15 Oktober 2011

Jostein Gaarder: Penulis yang Terpukau Dengan Dunia

Penulis Norwegia Jostein Gaarder mulai dikenal di Indonesia lewat buku "Dunia Sophie". Buku ini mengajak pembacanya belajar teori filsafat melalui petualangan seru seorang anak bernama Sophie. Sembari mengikuti petualangan Sophie, pembaca tanpa sadar dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang hidup dan eksistensi manusia. "Dunia Sophie" diterjemahkan di 60 bahasa dan terjual lebih dari 30 juta eksemplar di seluruh dunia. Awalnya buku ini justru dimaksudkan sebagai buku nonkomersial. Jostein mengira buku itu hanya akan dibaca oleh pelajar Norwegia. "Saya tak yakin Dunia Sophie akan dibaca banyak orang, atau menghasilkan banyak uang," kata Jostein di Jakarta, 11 Oktober 2011. Ternyata, novel itu justru menjadi bukunya yang paling sukses dan masih terus dicetak ulang. Padahal, Jostein mengakui, buku itu lebih banyak membahas filsafat Barat. "Seandainya saya tahu buku ini akan terjual di seluruh dunia, saya tentu akan memasukkan lebih banyak jenis filsafat ke dalamnya seperti filsafat Timur, sufisme, agama-agama," ujar penulis berusia 59 tahun ini. Novel pertama Jostein sebagai penulis adalah "Misteri Soliter". Kini dia telah menghasilkan setidaknya 16 buku. Delapan bukunya sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Selain "Dunia Sophie" terbitan Mizan, ada pula "Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken", "Cecilia dan Malaikat Ariel", "Maya", "Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng", "Gadis Jeruk", "Vita Brevis" dan "Misteri Soliter". Jostein memulai ketertarikannya terhadap filsafat sejak masih kanak-kanak. "Sejak kecil saya merasa menjadi bagian dari misteri. Bahwa keberadaan kita di dunia adalah sebuah misteri dan saya tak tahu apa yang terjadi," katanya. Pertanyaan itu disampaikan pada orang tuanya, tapi tak mendapat jawaban yang memuaskan. "Orang dewasa selalu berkata bahwa tak ada yang aneh dari keberadaan manusia di dunia. Sejak saat itu saya bertekad tak akan pernah menjadi orang dewasa, karena saya ingin selalu terpukau dengan dunia," kata dia. Menurutnya, orang-orang ingin menjadi penulis karena berbagai alasan. Ada yang karena suka menyusun kata-kata. Tapi Jostein menulis karena punya pesan dan pertanyaan untuk disampaikan. Berikut ini adalah dialog antara Jostein dan pembacanya dalam acara temu pembaca di Gramedia Matraman, Jakarta, Selasa 11 Oktober 2011. Puluhan fans bersemangat bertanya, meminta tanda tangan dan berfoto bersama Jostein, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dangan jenaka. Enam pertanyaan pertama, Jostein menyebutkan pertanyaan tentang "Dunia Sophie" yang paling sering ditanyakan orang di seluruh dunia: 1. Kenapa buku itu bisa laku keras? Saya tak tahu, tapi saya punya teori. Mungkin, buku itu laku karena narasinya. Otak manusia lebih menyukai cerita daripada informasi dalam buku teks atau ensiklopedia. Jika diberitahu data-data tentang Jakarta, saya akan tertarik tapi segera melupakannya. Beda halnya jika Jakarta dikisahkan dalam cerita. 2. Kenapa cerita tentang filsafat? Karena banyak orang yang merasa filsafat itu penting dan ingin mempelajarinya, tapi tak kunjung belajar karena filsafat juga dianggap membosankan. 3. Apakah buku itu ditulis dalam bahasa Inggris? Kenapa tidak? Tentu saja tidak, dan tak akan pernah. Karena Inggris bukan bahasa saya, tentunya saya lebih nyaman menulis dengan bahasa ibu. 4. Kenapa memilih karakter anak perempuan sebagai tokoh utama? Kenapa tidak? Tapi Sophie artinya kebijaksanaan, sedangkan filosofi adalah keinginan untuk mencapai kebijaksanaan, yang merupakan sifat yang feminis. Kita tahu bahwa Tuhan punya sisi feminis, yang dicerminkan di Hagia Sophia di Turki, misalnya. Bahkan dalam mitologi Yunani Kuno, dewi kebijakan adalah perempuan, Athena. 5. Kenapa kebijaksanaan adalah sifat feminis? Teori saya, karena perempuan selalu berusaha memahami sesuatu, sedangkan laki-laki hanya ingin dipahami. (tertawa) 6. Tapi banyak filsuf justru berjenis kelamin laki-laki? Dulu, dunia sangat patriarkis. Cuma laki-laki yang boleh mengenyam pendidikan dan bersekolah. Perempuan tak boleh belajar. Bukan berarti tak ada filsuf perempuan, hanya saja mereka tak banyak dikenal. Zaman dulu sangat berbahaya jika perempuan mengemukakan pendapatnya. Misalnya waktu revolusi Perancis, seorang perempuan meminta hak politik yang sama, Robesspierre sendiri yang memenggal kepalanya. Untungnya sekarang keadaan sudah jauh, jauh lebih baik. Beberapa waktu lalu para blogger mengadakan Gaarderfest, dan menemukan bahwa selalu ada karakter yang menulis surat dalam buku Anda. Kenapa? Saya sangat tertarik dengan imajinasi manusia. Saya memang banyak menulis cerita berbingkai, dimana ada cerita di dalam cerita, dan itu dipermudah dengan metode surat. Saat seseorang menulis surat, dia tak hanya menulis tapi juga mengungkapkan dirinya melalui tulisannya. Menurut saya, itu sangat sensual. Tokoh Cecilia di buku "Cecilia dan Malaikat Ariel", menceritakan dirinya melalui surat. "Dunia Sophie" juga cerita berbingkai, dan Sophie bukan tokoh utamanya. Tokoh utamanya justru si Ayah yang menulis cerita tentang Sophie. Buku apa yang Anda anggap sebagai karya terbaik? Sulit menjawab pertanyaan ini, seperti bertanya kepada ayah siapa anak perempuan favoritnya. Tapi kalau harus memilih, saya pilih "Misteri Soliter". Ada juga "Gadis Jeruk" dan "Through a Glass Darkly" yang saya saya suka karakternya. Buku-buku ini seperti anak perempuan yang tak pernah saya miliki. Kenapa banyak buku Anda berkisah tentang anak-anak? Saya memang kagum dengan anak-anak. Anak-anak selalu bertanya. Mereka adalah filsuf tanpa harus membaca aneka buku. Anak-anak punya kemampuan untuk selalu terpukau dengan dunia. Anda memberikan Sophie Prize untuk orang yang berprestasi di bidang lingkungan. Kenapa memilih fokus pada lingkungan? Seandainya saya menulis "Dunia Sophie" sekarang, pasti buku itu akan sangat berbeda. Saya akan menulis lebih banyak tentang lingkungan. Lingkungan kita ini sebetulnya berkaitan erat dengan filsafat. Bagaimana kita akan menjaga kelestarian bumi? Itu adalah pertanyaan yang paling filosofis. Menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab global, tanggung jawab kosmis kita sebagai manusia. Planet ini hanya satu-satunya di alam semesta dan harus dijaga. Kebetulan hasil penjualan "Dunia Sophie" menghasilkan banyak uang, maka uang itu harus digunakan untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan. Penghargaan tahunan ini diberikan pada individu atau kelompok senilai USD 100 ribu. Apa impian Anda? Itu menjadi impian saya, menjaga lingkungan dari kerusakan. Misalnya saya dihadapkan dua pilihan: 1) saya berumur panjang dan bahagia tapi bumi rusak atau 2) saya mati sekarang tapi bumi dan isinya menjadi lestari, saya pasti pilih mati sekarang juga. Percuma hidup bahagia jika dunia rusak. Apa sebenarnya filsafat itu? Pandangan filsafat mana yang jadi pedoman Anda? Pertanyaan yang ditanyakan manusia, itulah filsafat. Pertanyaan ini terus berkembang. Misalnya dulu orang bertanya kenapa kita sakit? Ini sudah dijelaskan oleh medis. Ada apa di bulan? Sekarang sudah bisa dijawab. Sangat menakjubkan betapa ilmu pengetahuan telah berkembang. Tapi tetap ada pertanyaan yang tak terjawab. Apa itu kebahagiaan? Apa yang paling berharga dalam hidup? Apa itu cinta? Kita tak bisa membentuk negara tanpa bertanya, apa itu keadilan? Setiap orang selalu bertanya hal ini, meskipun kita tak bisa berharap mengerti cinta sepenuhnya. Ada yang bertanya, siapa Tuhan? Apa yang terjadi setelah mati? Agama-agama --misalnya Islam, Budha, Kristen-- menjawab pertanyaan ini dengan kepercayaan. Jadi sebetulnya agama dan filsafat tidak bertentangan. Pertanyaan-pertanyaan itu berawal dari rasa terpukau terhadap dunia dan kehidupan. Terpukau pada dunia adalah hal yang alami muncul sejak lahir. Bahkan cucu saya yang masih bayipun menengok ke sekeliling dengan kekaguman, padahal dia belum bisa berpikir. Manusia sebenarnya terlahir sebagai filsuf, kita hanya harus menjaga rasa penasaran itu. Sayangnya, banyak orang dewasa yang butuh stimulan untuk merasa terpukau. Kita butuh obat, butuh hantu dan alien untuk merasa terpesona. Saya sendiri selalu merasa seperti alien. Saya melihat diri saya di cermin dan bertanya, "Siapa saya?" Saya masih terpukau. Selamat berjuang Para Jurnalis muda yang berbakat!!

Selasa, 13 September 2011

NIKON D3X Digital MasterPrice

Digital MasterPrice
Flagship 24.5-megapixel FX-format D-SLR—meticulously engineered for professionals whose work demands extreme resolution, file size and image fidelity

Key Features

Extreme resolution 24.5-megapixel FX-format (35.9 x 24.0mm) CMOS sensor
Large 5.94µm pixels capture astonishing detail and subtleties with outstanding dynamic range for demanding commercial applications.

138 MB1 Processed NEF (RAW) 12 or 14 bit image files
Selectable bit depths of 12-bit (4,096 tones) or 14-bit (16,384 tones), both yielding incredible image quality through a 16-bit processing pipeline, for smoother tonal gradations.

1 Approximate

Two Live View shooting modes
Two Live View modes add flexibility, and up to 27x magnification in the Tripod Mode, acute focusing accuracy is easily confirmed.

Fast, accurate 51-point AF system
AF system features 4 Dynamic AF modes, including 3D Focus Tracking, for autofocus precision and razor sharpness.

3-inch super-density 921,000-dot VGA LCD monitor
Individual factory calibration assures the color accuracy of each D3X monitor for critical image review.

Nikon Picture Control
Four preset options: Standard, Neutral, Vivid and Monochrome, and 9 customizable settings provide advanced, personalized color control.

Dual CF card slots with overflow, backup and copy options

Up to 4,400 images per battery charge

Nikon EXPEED image processing technologies
EXPEED extends and assures breathtakingly rich image fidelity and reduces noise, even at high ISOs.

Low noise ISO sensitivity from 100 to 1600
Added ISO settings of Lo-1 (ISO 50 equivalent), Hi-1 (ISO 3200 equivalent) and Hi-2 (ISO 6400 equivalent) extend versatility.

Continuous shooting at up to 5 fps at full FX-format resolution
Commercial image quality teams with speed and handling to create new shooting possibilities—in the studio or on location.

1,005-Pixel 3D Color Matrix Metering II with Scene Recognition System
Two Nikon-exclusive technologies provide intelligent auto exposure capabilities, along with refined auto white balance detection and faster, more accurate AF performance.

100% viewfinder coverage

Rugged, durable and precise magnesium-alloy construction
Effectively protected from invasive dust, moisture and electromagnetic interference with a self-diagnostic shutter mechanism tested to exceed 300,000 cycles.

Virtual Horizon Graphic Indicator
Experience It
Sample Photography

Demo

3D Demo

Digitutor

Price : Price $7,999.95*ESP

*ESP (Estimated Selling Price) listed only as an estimate. Actual prices are set by dealers and are subject to change at any time.

SB-900 AF Speedlight

The SB-900 i-TTL Speedlight leads the Nikon Creative Lighting System delivering the portability, power and versatility to support any photographer’s creative lighting imagination.

Key Features

Powerful, Versatile Speedlight Unit
Atop the Nikon Creative Lighting System, the SB-900 is an indispensable portable light source providing effective solutions to lighting challenges.

Complete Flash Head Positioning Freedom
Bounce 90°up and 7°down with 360° rotation elevates creative lighting freedom.

Renowned Dedicated Wireless Flash Control
Wireless Commander Mode offers wireless control at the master Speedlight position, controlling up to 3 remote Speedlight groups and an unlimited number of compatible Speedlights. Four wireless channel options help manage wireless conflicts in multi-photographer environments.

Choose From 3 Light Distribution Patterns
Optimize light quality by selecting Standard for general illumination, Center-weighted for portraits or Even, for groups or interiors.

Color Gel Filter Identification
Automatically identifies mounted color gel filters and adjusts camera white-balance.* *With select Nikon digital SLRs

Automatic Format Identification
Automatically senses the FX or DX-format camera in use and optimizes light distribution.

Firmware Updating
Allows uploading of performance enhancement developments.*
*With select Nikon digital SLRs

Nikon’s Precision i-TTL Flash Control
Delivers precise flash exposures and seamless fill-flash performance—even in challenging lighting situations.

Hot Shoe and Wireless Operation
Use on-camera, as a wireless Master Commander or as a wireless remote light source.

Expanded Auto Power Zoom Coverage
Smoothly covers lenses as wide as 17mm and up to 200mm in FX-format and as wide as 12mm and up to 200mm in DX-format use.

Streamlined Controls and Menus
Convenient Rotary Select Dial sets key functions quickly and a prominent Master and Remote control switch simplifies wireless operation.

Flash Tube Overheat Protection
An added measure of safety is provided for sustained high-speed bursts.

Flash Value (FV) Lock
Locks in a specific flash output on the main subject, regardless of aperture, composition or the lens’ zoom position.*
*With select Nikon digital SLRs

Drip-Proof Mounting Foot Cover (Water Guard)*
Provides enhanced moisture protection.
*Optional

Creativity from any point of view

Creativity from any point of view

Stimulate your creativity. The NIKON D5100 offers a host of new photographic and video tools that deliver superior performance and exceptional image quality with surprising versatility. With 16.2 megapixels, a swivel Vari-Angle LCD monitor, full HD movie capabilities, new EFFECTS Mode and new HDR setting, you hold the power and performance to capture beautiful moments and the freedom to get creative.

Rabu, 07 September 2011

Kamera-kamera keluaran NK Co.

Kamera – kamera Nikon

Nikon Kamera.
Pada bulan Januari 2006 Nikon mengumumkan penghentian model semua kecuali dua dari kamera film dengan memfokuskan upaya pada market.It kamera digital terus menjual FM10 low-end (diproduksi oleh Cosina) sampai 2009, dan masih menawarkan high-end F6 (diproduksi oleh Nikon). Nikon juga berkomitmen untuk melayani semua kamera film untuk jangka waktu sepuluh tahun setelah produksi berhenti.

Kamera – kamera SLR film 35mm dengan manual fokus
- Nikon F series (1959–1972, dikenal di jerman dengan alasan hukum dengan nama Nikkor F)
- Nikon FTN Single-lens reflex camera
- Nikkorex series (1960–1964)
- Nikkormat FT series (1965–1977,dikenal di jepang dengan nama Nikomat FT)
- Nikon F2 series (1971–1980)
- Nikkormat EL series (1972–1977,dikenal di jepang dengan nama Nikomat EL)
- Nikon EL2 (1977)
- Nikon FM (1977)
- Nikon FE (1978)
- Nikon EM (1979)
- Nikon F3 series (1980–1997)
- Nikon FG (1982)
- Nikon FM2 series (1982–2000)
- Nikon FE2 (1983)
- Nikon FA (1983)
- Nikon FG-20 (1984)
- Nikon F-301 (1985,dikenal di amerika utara dengan nama N2000)
- Nikon F-601M (1990,dikenal di amerika utara dengan nama N6000)
- Nikon FM10 (1995)
- Nikon FE10 (1996)
- Nikon FM3A (2001)
Nikon FTN kamera

Kamera – kamera Film APS SLR
- Nikon Pronea 600i / Pronea 6i (1996)Nikon Pronea 600i
- Nikon Pronea S (1997)Nikon Pronea S

Kamera – kamera Film 35 mm SLR dengan autofocus
- Nikon F3AF (1983, modifikasi body F3 dengan Autofocus Finder DX-1)
- Nikon F-501 (1986,dikenal di amerika utara dengan nama N2020)
- Nikon F-401 (1987,dikenal di amerika dengan nama N4004)
- Nikon F-801 (1988,dikenal di amerika dengan nama N8008)
- Nikon F4 (1988)
- Nikon F-401S (1989,dikenal di amerika dengan nama N4004S)
- Nikon F-601 (1990,dikenal di amerika dengan nama N6006)
- Nikon F-401X (1991,dikenal di amerika dengan nama N5005)
- Nikon F-801S (1991,dikenal di amerika dengan nama N8008S)
- Nikon F90 (1992,dikenal di amerika dengan nama N90)
- Nikonos RS (1992) – kamera untuk didalam air.
- Nikon F50 (1994,dikenal di amerika dengan nama N50)
- Nikon F70 (1994,dikenal di amerika dengan nama N70)
- Nikon F90X (1994,dikenal di amerika dengan nama N90S)
- Nikon F5 (1996)
- Nikon F60 (1999,dikenal di amerika dengan nama N60)
- Nikon F100 (1999)
- Nikon F65 (2000,dikenal di amerika dengan nama N65)
- Nikon F80 (2000,dikenal di amerika dengan nama N80)
- Nikon F55 (2002, dikenal di amerika dengan nama N55)
- Nikon F75 (2003,dikenal di amerika dengan nama N75)
- Nikon F6 (2004)

Kamera – kamera Rangefinder
- Nikon I (1948)
- Nikon M (1949)
- Nikon S (1951)
- Nikon S2 (1954)
- Nikon SP (1957)
- Nikon S3 (1958)
- Nikon S4 (1959)
- Nikon S3M (1960)
- Nikon S3 2000 (2000)
- Nikon SP Limited Edition (2005)

Compact Kamera
Antara tahun 1983 dan awal 2000-an berbagai kamera Compact dibuat oleh Nikon. Nikon pertama dimulai dengan penamaan kamera dengan nama seri (seperti L35/L135-series, RF / RD-seri, W35-series, EF atau AW-seri). Dalam siklus produksi kemudian yang mana kamera dengan merek ganda seperti,bermerek dengan nama-series di satu dan nama penjualan di sisi lain. Penjualan namanya misalnya Zoom-Touch untuk kamera dengan berbagai macam zoom, Lite-Touch untuk model kompak ultra, Fun-Touch untuk mudah digunakan kamera dan Sport-Touch tahan percikan air. Setelah akhir 1990-an, Nikon menjatuhkan nama seri dan dilanjutkan hanya dengan nama penjualan. Nikon APS-kamera semua Nuvis bernama.

Kamera masuk semua kisaran harga dari entri-level fixed-kamera lensa-ke top model Nikon 35Ti dengan tubuh titanium dan 3D-Matrix-Metering.

Underwater (Scale-Focus) Cameras
- Nikonos I (1963,Awalnya dikenal di Perancis sebagai Calypso/Nikkor)
- Nikonos II (1968)
- Nikonos III (1975)
- Nikonos IV-A (1980)
- Nikonos V (1984)

Kamera – kamera compact Digital
- Nikon Coolpix series

Kamera digital single lens reflex ( DSLR )
High-end (Professional) – FX/Full Frame sensor
- Nikon D3, 23 Agustus 2007
- Nikon D3X, 1 Desember 2008
- Nikon D3S, 14 Oktober 2009

High-end (Prosumer) – FX/Full Frame sensor
- Nikon D700, 1 Juli 2008

High-end (Professional) – DX sensor, high resolution
- Nikon D1, 15 Juni 1999
- Nikon D1X, 5 Februari 2001
- Nikon D2X, September 16, 2004
- Nikon D2XS, 1 Juni 2006

High-end (Professional) – DX sensor, high speed
- Nikon D1H, 5 Februari 2001
- Nikon D2H, 22 Juli 2003
- Nikon D2HS, 16 Februari 2005

High-end (Prosumer) – DX sensor
- Nikon D100, 21 Februari 2002
- Nikon D200, 1 November 2005
- Nikon D300, 23 Agustus 2007
- Nikon D300S, 30 Juli 2009

Midrange – DX sensor
- Nikon D7000, 15 September 2010

Midrange (Consumer) – DX sensor
- Nikon D70, 28 Januari 2004
- Nikon D70S, 20 April 2005
- Nikon D80, 9 Agustus 2006
- Nikon D90, 27 Agustus 2008
- Nikon D5000, 14 April 2009

Entry-level (Consumer) – DX sensor
- Nikon D50, 20 April 2005
- Nikon D40, 16 November 2006
- Nikon D40X, 6 Maret 2007
- Nikon D60, 29 Januari 2008
- Nikon D3000, 30 Juli 2009
- Nikon D3100, 19 Agustus 2010

Sejarah Nikon Co.

Sejarah.
Nikon Corporation didirikan pada 25 Juli 1917 ketika tiga produsen optik terkemuka bergabung untuk membentuk sebuah perusahaan, komprehensif optik terintegrasi yang dikenal sebagai Nippon Kogaku Tōkyō KK Selama enam puluh tahun berikutnya, perusahaan ini berkembang menjadi produsen lensa optik (termasuk untuk kamera Canon pertama) dan peralatan yang digunakan dalam kamera, teropong, mikroskop dan peralatan inspeksi. Selama Perang Dunia II perusahaan tumbuh ke sembilan belas pabrik dan 23.000 karyawan, penyediaan barang-barang seperti teropong, lensa, pemandangan bom, dan periskop dengan militer Jepang.

Penerimaan di luar Jepang.
Setelah perang Nippon Kogaku kembali untuk memproduksi berbagai produk sipil di sebuah pabrik tunggal. Pada tahun 1948, kamera Nikon-merek pertama dirilis, Nikon I. lensa Nikon yang dipopulerkan oleh menggunakan wartawan foto Amerika David Douglas Duncan pada saat Perang Korea. Duncan, yang bekerja di Tokyo ketika Perang Korea dimulai, bertemu dengan seorang fotografer muda Jepang, Juni Miki, yang memperkenalkan Duncan untuk lensa Nikon. Dari Juli 1950 sampai Januari 1951, Duncan menutupi Perang Korea. Pemasangan Nikon optik untuk kamera pengintai nya Leica yang dihasilkan negatif kontras tinggi dengan resolusi yang sangat tajam di lapangan tengah.

Nama dan merek.
Didirikan pada 1917 sebagai Nippon Kogaku Kogyo Kabushikigaisha (“Jepang Optical Industries Corporation”), perusahaan ini berganti nama menjadi Nikon Corporation, setelah membuat kamera, di tahun 1988.

Nama Nikon, yang berasal dari 1946, merupakan penggabungan Nippon Kogaku (“Jepang Optical”) dan meniru merek Zeiss Ikon’s. Hal ini akan menyebabkan beberapa masalah awal di Jerman meskipun sebagai Zeiss Ikon mengeluh bahwa hal itu melanggar merek dagang dan sebagai begitu 1963-1968 F Nikon khususnya yang dilabeli sebagai ‘Nikkor’.

Merek Nikkor diperkenalkan pada tahun 1932, sebuah render terbaratkan dari Nikko versi sebelumnya, singkatan nama [asli perusahaan penuh (Nikko kebetulan berarti "sinar matahari" dan adalah nama sebuah kota Jepang.).

Merek lain awal, digunakan pada mikroskop, adalah Joico, singkatan dari "Jepang Optical Industries Co".

Nikon diucapkan berbeda di seluruh dunia. Pengucapan Jepang [nikoɴ]; pengucapan Inggris / nɪkɒn /, Amerika Utara dan pengucapan Filipina adalah / naɪkɒn /.

Munculnya seri Nikon F.
SP Nikon dan 1950-an dan 1960-an lainnya kamera pengintai bersaing langsung dengan model dari Leica dan Zeiss. Namun, perusahaan dengan cepat berhenti mengembangkan jalur pengintai untuk memfokuskan upaya pada Nikon F single-line refleks lensa kamera, yang Sukses setelah diperkenalkan pada tahun 1959. Selama hampir 30 tahun, F-series Nikon SLR adalah kecil-format yang paling banyak digunakan kamera kalangan fotografer profesional, serta oleh program luar angkasa AS.

Nikon dipopulerkan banyak fitur dalam fotografi SLR profesional, seperti sistem kamera modular dengan lensa yang dapat diganti, viewfinder, motor drive, dan punggung data/data back; metering cahaya/light meter terintegrasi dan mengindeks lensa; elektronik strobe flashguns tidak lagi menggunakan Flashbulb; kontrol shutter elektronik; multi-evaluatif zone “matriks” metering, dan built-in motor pada kamera terlebih dahulu. Namun, seperti SLR autofocus menjadi tersedia dari Minolta, dan lainnya di pertengahan 1980-an, garis Nikon kamera manual-fokus mulai tampak ketinggalan zaman.

Meskipun memperkenalkan salah satu model autofocus pertama, F3AF lambat dan besar, penentuan perusahaan untuk menjaga kompatibilitas lensa dengan kemajuan F-mount dicegah yang cepat dalam teknologi autofocus. Canon memperkenalkan jenis baru antarmuka lensa-kamera dengan sepenuhnya elektronik Canon EOS kamera dan lensa Canon EF mount pada tahun 1987. Kinerja lensa jauh lebih cepat diizinkan oleh Canon elektronik fokus dan kontrol aperture diminta banyak fotografer profesional (terutama dalam olahraga dan berita) untuk beralih ke sistem Canon melalui 1990-an.

Precision manufaktur peralatan.
Selain kamera, Nikon Corporation (Nikon) mengembangkan dan memproduksi peralatan fotolitografi. Pada tahun 1980 Nikon stepper pertama, NSR-1010G, diproduksi di Jepang. Sejak itu Nikon (melalui Nikon Instrumen Divisi) telah memperkenalkan lebih dari lima puluh model steppers dan scanner untuk produksi semikonduktor dan layar kristal cair. Nikon saat ini desain dan manufaktur peralatan presisi untuk digunakan dalam semikonduktor dan liquid crystal display (LCD) fabrikasi, inspeksi, dan pengukuran. Nikon juga desain dan manufaktur produk visual imaging termasuk kamera; instrumen seperti mikroskop, dan produk lainnya seperti mekanik kimia polishing (CMP) sistem, teropong, instrumen survei, kacamata, optik olahraga, dan pengukuran optik dan peralatan inspeksi.

Pada tahun 1982, Nikon Precision Inc (NPI) didirikan di Amerika Serikat. NPI adalah penjualan Amerika Utara dan lengan layanan khusus untuk peralatan fotolitografi Nikon Corporation semikonduktor dan bermarkas di Belmont, California. Dipicu oleh basis pelanggan tumbuh pesat, perusahaan dengan cepat meluas. Pada tahun 1990, NPI membuka kantor pusat saat ini dan fasilitas yang sekarang termasuk kantor perusahaan, sebuah pusat pelatihan yang lengkap di seluruh dunia (WWTC), operasi pelayanan, teknik aplikasi, rekayasa teknologi, kualitas dan rekayasa keandalan, pelatihan, dukungan teknis, penjualan, dan pemasaran untuk Nikon peralatan melayani wafer, photomask, panel layar datar, dan industri film tipis magnetik kepala. Saat ini, NPI adalah pemimpin industri dalam penyediaan dan peralatan pendukung fotolitografi canggih digunakan dalam tahap kritis manufaktur semikonduktor. Nikon juga memiliki operasi penelitian dan pengembangan di AS di bawah Nikon Research Corporation of America (BKSDA), yang secara langsung mendukung upaya-upaya R & D dari Precision Equipment Divisi Kumagaya, Jepang.

Digital fotografi.
Nikon membuat beberapa SLR digital pertama (DSLR) sebagai proyek-proyek penelitian NASA dalam 1991.After kemitraan 1990-an dengan Kodak untuk menghasilkan kamera SLR digital berbasis pada tubuh Nikon ada film, Nikon merilis Nikon D1 SLR dengan nama sendiri tahun 1999. Meskipun menggunakan sebuah APS-ringan C-ukuran sensor hanya 2 / 3 ukuran sebuah frame 35 mm film (kemudian disebut “DX sensor”), yang D1 merupakan salah satu kamera digital pertama yang memiliki kualitas gambar yang memadai dan cukup rendah harga untuk beberapa profesional (terutama jurnalis foto dan fotografer olahraga) untuk menggunakannya sebagai pengganti SLR film. Perusahaan ini juga memiliki garis Coolpix yang tumbuh sebagai konsumen fotografi digital menjadi semakin umum melalui tahun 2000-an.

Melalui pertengahan tahun 2000-an, garis Nikon dari DSLR profesional dan antusias dan lensa termasuk lini belakang yang kompatibel AF-S lensa tetap di tempat kedua di belakang Canon dalam penjualan kamera SLR, dan Canon telah menuntun beberapa tahun dalam memproduksi DSLR profesional dengan sensor cahaya sebagai besar sebagai tradisional frame 35 mm film. Semua DSLR Nikon 1999-2007, sebaliknya, menggunakan sensor DX ukuran yang lebih kecil.

Kemudian, perubahan manajemen 2005 jam Nikon menyebabkan desain kamera baru seperti Nikon D3 frame-penuh pada tahun 2007-an, Nikon D700 beberapa bulan kemudian, dan mid-range SLRs. Nikon kembali banyak reputasinya di antara para fotografer profesional dan amatir penggemar sebagai inovator terkemuka di lapangan, terutama karena kecepatan, ergonomi, dan kinerja cahaya rendah terbaru models.The yang mid range-Nikon D90, diperkenalkan pada tahun 2008, adalah juga kamera SLR pertama untuk merekam video.

Akhir produksi film paling kamera.
Setelah memperkenalkan DSLR Nikon yang terjangkau konsumen-level seperti Nikon D70 di-tahun 2000-an pertengahan, penjualan kamera film konsumen dan profesional jatuh dengan cepat, mengikuti kecenderungan umum di industri. Pada bulan Januari 2006, Nikon mengumumkan akan berhenti membuat sebagian besar model film kamera dan semua lensa yang besar format, dan fokus pada digital models.Only Nikon F6 profesional tetap berada di jajaran film Nikon sebagai tahun 2010.

Thai operations.
Nikon telah bergeser jauh dari fasilitas manufaktur ke Thailand, dengan beberapa produksi (khususnya Coolpix kamera dan beberapa lensa low-end) di Cina dan Indonesia. Perusahaan membangun sebuah pabrik di utara Bangkok Ayuthaya di Thailand pada tahun 1991. Pada tahun 2000, telah 2.000 karyawan. Pertumbuhan yang stabil selama beberapa tahun ke depan dan peningkatan ruang lantai dari 19.400 meter persegi asli (208.827 kaki persegi) untuk 46.200 meter persegi (497.300 meter persegi) memungkinkan pabrik untuk memproduksi jenis produk Nikon. Pada 2004, memiliki lebih dari 8.000 pekerja.

Rentang produk yang dihasilkan di Nikon Thailand termasuk cetakan plastik, bagian optik, lukisan, pencetakan, pengolahan logam, plating, proses lensa bulat, proses lensa aspherical, proses prisma, proses pemasangan listrik dan elektronik, motor gelombang diam dan unit produksi autofocus.

Pada 2009, semua Nikon DSLR Nikon DX format kamera yang diproduksi di Thailand, sementara mereka Nikon format FX (full frame) kamera (D700, D3, D3S dan D3X) dibangun di Jepang. Fasilitas Thailand juga memproduksi sebagian besar digital Nikon “DX” lensa zoom, serta lensa lainnya banyak di baris Nikkor.